Senin, 29 April 2013

Al Fatiha ayat 2

Setelah manusia mengakui segala kebesaran Allah, maka pada ayat kedua ini Allah melalui surat al-Fatihah menasehatkan manusia supaya melakukan pendekatan pribadi kepada-Nya, yaitu dengan cara memuji-Nya.Ini adalah langkah pertama yang harus dilakukan manusia setelah ia menegaskan pengakuan tadi.

Sebenarnya, kebesaran Allah tidaklah berkurang tanpa pujian manusia dan segenap makhluk, dan kebesaran-Nya pun tidak pula bertambah dengan adanya pujian-pujian itu. Dengan demikian, ayat ini sebenarnya lebih menekankan kepada pengajaran [at-Ta’lîm] dan pendidikan [at-Tarbiyah] kepada manusia bagaimana dia berkomunikasi dengan Tuhan yang telah dikenalnya tadi.

Pujian kepada Tuhan bukan tanpa sebab. Ia adalah pujian atas seluruh kenikmatan yang telah diterima manusia. Kenikmatan terbesar dari Tuhan kepada manusia, pada titik ini, adalah kenikmatan berupa pengetahuan manusia atas Tuhannya. Ia bukan kenikmatan dalam arti sempit seperti limpahan rezeki material dan semacamnya. Pada saat seorang hamba membaca ayat ini, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Saw, maka Allah Swt mengikutinya dengan ucapan hamida-nî ‘abdî, hambaku telah memujiku. Masih menurut Nabi Muhammad Saw, pada saat hamba mengucapkan ayat ini, maka itu berarti hamba tersebut bersyukur kepada Tuhan, sehingga Tuhan pun akan menambahi rezeki.

Kita sebagai manusia ciptaan Allah terjebak oleh tempat dan waktu.  Hal ini menyebabkan selalu ada awal dan akhir pada setiap keadaan.  Sekecil apapun yang kita dapatkan atau lakukan, kita harus diawali dengan mengucapkan bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.  Sebab jika kita memulai tanpa Bismillah dan mengakhiri dengan Alhamdulillah maka semua yang kita lakukan sangat tak berarti karena tanpa kehadiran Allah.  Sebaliknya, sekecil apapun yang kita dapatkan atau kita lakukan sangat besar nilainya dengan kehadiran Allah dengan mengucapkan Bismillah dan mengakhiri dengan Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar